1. Membaca , menulis, dan menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan tartil.
2. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik,
3. Menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq dengan benar
4. Menumbuhkan sikap solidaritas dan saling membantu
5. Menunjukkan sikap terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil
A. Surah Ad-Duha
- Surah Ad-Duha adalah surah ke-93.
- Surah Ad-Duha termasuk golongan surah Makkiyah.
- Surah Ad-Duha terdiri dari 11 ayat.
- Nama Ad-Duha diambil dari ayat pertama.
- Ad-Duha artinya waktu matahari sepenggalahan naik.
Lafal surah Ad-Duha
وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا
سَجٰىۙ ٢ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣ وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
٤ وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥ اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
٦ وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨ فَاَمَّا الْيَتِيْمَ
فَلَا تَقْهَرْۗ ٩ وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠ وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ
فَحَدِّثْ ࣖ ١١
B. Terjemah Surah Ad-Duha
Perhatikan terjemahan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā berikut:
1. Demi waktu Ḍuḥā (ketika matahari naik sepenggalah),
2. dan demi malam apabila telah sunyi,
3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
5. dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
6. bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
C. Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq
1. Tafkhim
Tafkhim artinya menebalkan. Huruf-huruf yang harus dibaca atau dilafazkan tebal, terdengar bunyi hurufnya.
Huruf hijaiyah(تَفْخِيْمُ)yang wajib dibaca tafkhim ada 7 huruf yaitu: huruf istila’ خ ص ض غ ط ق ظ Ketentuan khusus huruf ل dan ر.
a) Huruf ر sukun (mati), setelah huruf bertanda fatḥah. Contoh : مَرْيَمُ , قَرْيَةٍ
b) Huruf ر sukun (mati), setelah huruf bertanda kasrah bukan asli. Contoh : اِرْ جِعِى , اِرْحَمْ
c) Huruf ر sukun (mati), setelah huruf bertanda ḍammah. Contoh : ذُرِّيَةٌ , قُرْبَةٌ
d) Huruf ر sukun (mati) setelah huruf bertanda kasrah asli, sedangkan sesudah ر terdapat huruf istila’. Contoh :لَبِالْمِرْصَادِ
e) Huruf ر bertanda baca ḍammah. Contoh :الاَخْيَارُ , رُفِعَتْ
f) Huruf ل dibaca tafkhim jika lafal jalalah pada lafaz الجَلَالَةُ didahului tanda baca fatḥah atau ḍammah
2. Tarqiq
Tarqiq (تَرْقِيْقٌ) artinya menipiskan. Huruf yang harus dibaca atau dilafazkan tipis.
a) Huruf ر dibaca tipis (tarqīq) tidak terdegar bunyi lafaznya.
b) Huruf ر bertanda kasrah . Contoh : سَنُقْرِئُكَ
c) Huruf ر bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya mati atau huruf līn, Contoh :الكَبِيْرُ , البَصِيْرُ
d) Huruf ر mati setelah huruf yang bertanda kasrah asli, sedangkan sesudah ر bukan huruf istila’. Contoh : فِرْ قَةٌ
e) Huruf ل dibaca tipis jika berada dalam lafaz jalalah setelah huruf yang bertanda kasrah. Contoh : بِسْمِ اللّٰهِ
D. Pesan Pokok dan Pengamalan Q.S Ad-Duha
Adapun pesan pokok Q.S Ad-Duha antara lain :
1. Penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad saw sewaktu tidak turunnya wahyu
2. Larangan memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.
3. Larangan menghardik orang yang meminta-minta.
4. Perintah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt
E. Hadis Keutamaan Memberi
Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan syariat Islam.
اَلْيَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ
السُّفْلٰى . فَالْيَدُّ اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ اْليَدُّ السُّفْلٰى
هِيَ السَّائِلَةُ
Artinya :
“ Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang memberi dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).
Perlu kalian tahu, bahwa memberi dalam ajaran Islam dikelompokkan menjadi sedekah, jariah, hibah, dan hadiah. Masing-masing memiliki ketentuan dan tatacaranya.
a) Sedekah diberikan kepada delapan golongan atau asnaf yang sudah ditentukan yang disebut mustahik, sebagaimana tercantum dalam surah at-Taubah ayat 60.
b) Jariah umumnya sesuatu yang diberikan untuk kepentingan umum, berupa uang atau benda.
c) Hibah artinya pemberian baik berupa harta maupun uang. Hibah tidak menghendaki imbalan. Hibah bertujuan untuk menjinakkan hati dan meneguhkan kecintaan di antara manusia.
d) Hadiah adalah suatu benda yang diberikan kepada orang tertentu karena penghormatan atau karena kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk mendapatkan keridlaan dari Allah Swt.
Tidak semua orang merasa senang menerima sedekah dan tidak semua orang bisa menerima hibah. Tetapi, semua orang akan merasa senang menerima hadiah.
َهَادُوْاتَحَابُّوْا (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Artinya : “Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai” (H.R. al-Bukhari)
Orang yang didahulukan diberi hadiah adalah ibu, ayah, keluarga dan tetangga terdekat dengan kita.
Tidak boleh meremehkan pemberian orang lain, sekecil apapun pemberian itu merupakan ungkapan kasih sayang, tanda persaaudaraan, dan cinta si pemberi kepada kita yang diberi.
Membalas pemberian hadiah sangat dianjurkan, baik langsung ataupun ditunda beberapa waktu sampai kita bisa membalasnya dengan lebih baik.
Membalas pemberian orang lain sekurang-kurangya dengan upacan terima kasih.Berterima kasih kepada manusia merupakan akhlak yang baik, tanda syukur, dan ibadah kepada Allah Swt.
Memberikan tidak karena Allah Swt. atau karena ingin mendapatkan imbalan, atau dengan maksud untuk mendapat fasilitas, kemudahan, atau hal lain dengan pemberian itu, termasuk suap. Menyuap dilarang di dalam Islam. Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah, tempatnya di dalam neraka.