Tujuan Pembelajaran1. Menjelaskan arti dan makna Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad
2. Membuat karya berupa menulis Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad dengan seni kaligrai
3. Melafalkan Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad dengan baik dan benar
4. Terbiasa menumbuhkan sikap mandiri dan bertanggung jawab.
Pendalaman Materi
A. Makna al-Gaffār, al-‘Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad
1. Al-Gaffar
Al-Gaffār berasal dari kata gafara yang artinya menutup. Dalam bahasa Arab, kata dasar gafara dapat membentuk menjadi kata yang sangat beragam seperti istigfār (permohonan ampunan), magirah (ampunan), gufrān (ampunan), gāir (yang mengampuni), gafūr (pengampun), gufrah (alat penutup), gafīr (yang menutupi). Dialah Allah Swt. yang menutup dosa-dosa hamba-Nya.
Meneladan al-Gaffār dengan cara membiasakan untuk belajar menutupi aib orang lain. Menutupi aib orang lain maksudnya, apabila kalian mengetahui kesalahan, keburukan, atau dosa yang dilakukan orang lain sekecil apapun baik langsung atau dari orang lain, tidak boleh membukanya atau menceritakannya kembali kepada orang lain agar tidak menyebar dan diketahui orang banyak.
2. Al-Afuw
Al-’Afuw berasal dari kata ‘afwu artinya menghapuskan, menghilangkan, atau melenyapkan. Dengan sifat al-‘Afuw-Nya, Allah Swt. menghapuskan semua dosa makhluk.
Kita bisa meneladan al-‘Afuw dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:
a) Memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat salah kepada kalian baik sengaja maupun tidak sengaja
b) Menghapuskan dan melenyapkan semua kesalahan orang dari hati agar tidak diungkit kembali selamanya
c) Tidak memelihara rasa dendam dalam hati
Allah Swt. tidak akan menerima taubat seseorang sebelum orang yang dianiaya atau disakitinya memaafkan.
Dalam hubungan kita dengan sesama manusia harus senantiasa berhati-hati baik pikiran, ucapan, dan perbuatan jangan sampai terjebak dengan perbuatan dosa, khususnya dosa sū’uẓan akibat terlalu cepat menerima dan menyebarkan berita bohong (hoax).
Apabila Kalian menerima informasi atau berita tidak baik, hendaknya menelusuri sumber
beritanya untuk mendapat penjelasan (tabayyun) yang sebenarnya, sehingga terhindar dari perbuatan itnah.
3. Al-Wahid
Al-Wāḥid artinya tunggal. Al-Wāḥid adalah zat Tunggal, sendiri, dan tanpa ada yang lain. Allah tidak punya sekutu dan tandingan.
Ciri orang yang mengimani kemahaesaan atau kemahatunggalan Allah di antaranya adalah :
a) Selalu mengucapkan Lailahaillallah
b) Selalu melaksanakan salat wajib
c) Hanya berdoa dan meminta kepada Allah
d) Menghindari perbuatan dan ucapan yang mendekati kemusyrikan
e) Fokus kepada satu tujuan yang ingin dicapai
4. As-Samad
Al-Ṣamad artinya tempat meminta dan tempat menggantungkan harapan.
Kita bisa meneladan al-‘Afuw dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:
a) Beribadah kepada Allah Swt. dengan sungguh-sungguh
b) Bermohon hanya kepada Allah Swt. untuk mencapai cita-cita terbaik
B. Cara Allah Mengampuni Kesalahan Manusia
Sebanyak dan sebesar apa pun dosa kita kepada-Nya, yakinlah Dia akan menghapus
dan melenyapkan. Allah Swt. akan mengampuni dan menghapuskan dosa apabila manusia bertaubat kepada-Nya.
C. Syarat Untuk Mendapat Ampunan Allah Swt.
Syarat untuk mendapat ampunan Allah Swt adalah bertaubat dengan Taubat Nasuha, yaitu taubat dengan sebenar-benarnya taubat.
Ciri taubat nasuha sekurang-kurangnya melakukan lima hal di bawah ini:
a) Meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan.
b) Menyesali dengan sangat karena telah melakukan dosa.
c) Ampuni ya Rabbi, aku menyesal telah melakukan dosa dan maksiat kepada-Mu.
d) Berniat dan bertekad yang kuat sepenuh hati untuk bertaubat.
e) Harus mendapatkan maaf dari orang yang dianiaya atau disakiti
Apabila kalian terlanjur melakukan sesuatu kesalahan atau perbuatan dosa walaupun kecil, bertaubatlah kepada Allah sekurang-kurangnya dengan mengucapkan istigfar.
Musaeri
Minggu, 08 September 2024
More From Author
Semester Ganjil