1. Pengertian Al-Hafiz
Al-Hafiz secara bahasa berarti memelihara, menjaga, atau menghafal. Asmaul husna al-hafiz berarti Allah Swt. Zat yang Maha Memelihara dengan pemeliharaan yang senpurna. Kesempurnaan pemeliharaan Allah meliputi atas selutuh makhluk-Nya.
Coba kalian perhatikan alam sekitar! Lautan yang luas dengan beragam ikan dan tumbuhan laut. Pepohonan yang tumbuh hijau dan subur. Udara yang segar untuk bernapas. Semua masih terjaga dengan baik walau sudah berlangsung sangat lama.
Semua itu tentu karena Allah Swt. menjaga dan memeliharanya dengan baik. Jika ada kerusakan, semua itu terjadi karena perilaku manusia itu sendiri yang tidak bisa menjaga karunia yang telah Allah Swt berikan.
وَمَا كَانَ لَهٗ عَلَيْهِمْ مِّنْ سُلْطَانٍ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُّؤْمِنُ بِالْاٰخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِيْ شَكٍّ ۗوَرَبُّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ
حَفِيْظٌ ࣖ
Wa mā kāna lahū ‘alaihim min sulṭānin illā lina‘lama may yu'minu bil-ākhirati mimman huwa minhā fī syakk(in), wa rabbuka ‘alā kulli syai'in ḥafīẓ(un).
Artinya : Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dan siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Q.S. Saba’ : 21)
Selain itu, Allah Swt juga memelihara dan menjaga manusia dari kebinasaan. Allah Swt berfirman :
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا
بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Lahū mu‘aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓūnahū min amrillāh(i), innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirū mā bi'anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū'an falā maradda lah(ū), wa mā lahum min dūnihī miw wāl(in).
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnyamereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)
Dalam ayat lain juga ditegaskan bahwa setiap umat manusia pasti ada penjaganya. Allah Swt berfirman :
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ
In kullu nafsil lammā ‘alaihā ḥāfiẓ(un).
Artinya : Tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya. (Q.S. Ath-Thariq : 4)
2. Bukti Allah Swt. Maha Memelihara
Berikut beberapa bukti Allah Maha Memelihara, di antaranya :
a. Allah memelihara langit dan bumi
b. Allah memelihara hamba-Nya dari musibah
c. Allah memelihara rezeki manusia
d. Allah memelihara amal ibadah hamba-Nya
3. Meneladani Al-Hafiz dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai hamba Allah Swt yang senantiasa meneladani sifat-sifat Allah, kita juga dapat meneladani asmaul husna Al-Hafiz dalam kehidupan sehari-hari. Cara dalam meneladani asmaul husna Al-Hafiz , di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Memelihara hati
b. Memelihara lisan
c. Menjaga hubungan baik dengan sesama
d. Menjaga tetap beribadah kepada Allah
e. Menjaga diri supaya tidak melanggar larangan Allah Swt
f. Memelihara kedamaian bermasyarakat
g. Menjaga kelestarian lingkungan
B. Al-Wali (Maha Melindungi)
1. Pengertian Al-Wali
Al-Wali artinya Allah Swt Maha Melindungi. Dia Maha Mencintai dan Menjaga hamba-Nya dengan melindungi mereka, termasuk dari godaan setan. Allah Swt menginginkan kemuliaan bagi kita semua dan akan membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran. Allah Swt berfirman :
اِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُوْمُ الْاَشْهَادُ
Innā lananṣuru rusulanā wal-lażīna āmanū fil-ḥayātid-dun-yā wa yauma yaqūmul-asyhād(u).
Artinya : Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Q.S. Gafir:51)
Allah Swt berfirman :
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ
يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ
Allāhu waliyyul-lażīna āmanū yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr(i), wal-lażīna kafarū auliyā'uhumuṭ-ṭāgūtu yukhrijuhum minan-nūri ilaẓ-ẓulumāt(i), ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Artinya : Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. Q.S. Al-Baqarah:257)
2. Bukti Allah Maha Melindungi
Allah Swt yang mengatur urusan makhluk dan menindaklanjuti semua urusan makhluk termasuk wilayah kekuasaannya. Hanya Allah Swt yang mampu mengatur urusan makhluk atau pun kekuasaannya. Oleh karena itu, tidak ada wali yang mengatur alam semesta ini, kecuali Allah Swt.
3. Meneladani asmaul husna Al-Wali dalam kehidupan sehari-hari
Cara meneladani sifat Al-Wali yang dimiliki oleh Allah Swt adalah dengan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Swt setiap saat. Kita senantiasa hanya bergantung dan meminta kepada Allah Swt. Seorang muslim tidak diperbolehkan meminta selain kepada Allah Swt karena hal itu termasuk perbuatan syirik (menyekutukan Allah Swt). Syirik merupakan salah satu dosa besar.
C. Al-‘Alim (Maha Mengetahui)
1. Pengertian Al-‘Alim
Al-‘Alim adalah Maha Mengetahui. Asmaul husna Al-‘Alim artinya Allah Swt adalah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik sebelum atau pun sesudahnya.
Arti Al-‘Alim menunjukkan bahwa ilmu Allah Swt itu luas dan mencakup semua yang terlihat dan tidak terlihat, yang tampak dan yang tersembunyi, yang sekarang dan yang akan datang,yang dekat dan yang jauh, Dia adalah yang mengetahui semua hal dan tidak ada yang luput dari perhatian-Nya.
Allah Swt berfirman :
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ
بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya‘ā'irillāh(i), faman ḥajjal-baita awi‘tamara falā junāḥa ‘alaihi ay yaṭṭawwafa bihimā, wa man taṭawwa‘a khairan fa innallāha syākirun ‘alīm(un).
Artinya : Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. AL-Baqarah:158).
Allah Swt berfirman :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqū mimmā tuḥibbūn(a), wa mā tunfiqū min syai'in fa innallāha bihī ‘alīm(un).
Artinya : Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya. (Q.S. Ali Imran :92)
Selain surah di atas, dalam surah Al-Ahzab ayat 40 juga diterangkan tentang Al-‘ Alim yang dimiliki oleh Allah Swt.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Mā kāna muḥammadun abā aḥadim mir rijālikum wa lākir rasūlallāhi wa khātaman-nabiyyīn(a), wa kānallāhu bikulli syai'in ‘alīmā(n).
Artinya : Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab : 40)
2. Bukti Allah Maha Mengetahui
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an tentang segala sesuatu. Sesuatu yang sudah terjadi maupun yang belum. Itu salah satu bukti bahwa Allah Maha Mengetahui. Allah juga mengetahui datangnya hari kiamat dan bagaimana gambaran kejadian pada hari kiamat. Padahal kiamat belum terjadi. Semuanya telah Allah firmankan di dalam Al-Qur’an.
3. Meneladani asmaul husna Al-‘Alim dalam kehidupan sehari-hari
Berikut beberapa cara meneladani asmaul husna Al-‘Alim dalam kehidupan sehari-hari.
a. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
b. Tidak malas dalam menuntut ilmu
c. Tidak bersikap sombong meskipun pandai
d. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan
e. Mengamalkan serta menyampaikan ilmu
D. Al-Khabir (Maha Teliti)
1. Pengertian Al-Khabir
Al-Khabir artinya adalah Maha Teliti. Allah Al-Khabir artinya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu sampai seteliti-telitinya(Maha Teliti). Tidak ada peristiwa yang terjadi di alam ini, melainkan diketahui Allah Swt secara teliti. Allah Swt berfirman :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja‘alnākum syu‘ūbaw wa qabā'ila lita‘ārafū, inna akramakum ‘indallāhi atqākum, innallāha ‘alīmun khabīr(un).
Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (Q.S. Al-Hujurat : 13)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا
اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Yā ayyuhal-lażīna āmanū kūnū qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā'a lillāhi wa lau ‘alā anfusikum awil-wālidaini wal-aqrabīn(a), iy yakun ganiyyan au faqīran fallāhu aulā bihimā, falā tattabi‘ul-hawā an ta‘dilū, wa in talwū au tu‘riḍū fa innallāha kāna bimā ta‘malūna khabīrā(n).
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An-Nisa : 135)
2. Bukti Allah Maha Teliti
Allah Swt Maha Teliti. Ilmu-Nya sampai pada tingkatan meliputi perkara-perkara batin dan yang tersembunyi, sebagaimana ilmu-Nya juga meliputi perkara-perkara yang tampak. Allah Swt Maha Teliti tentang semua hal yang nyata atau yang berada dalam hati semua makhluk-Nya.
3. Meneladani asmaul husna Al-Khabir dalam kehidupan sehari-hari
Berikut beberapa cara meneladani asmaul husna Al-Khabir dalam kehidupan sehari-hari.
a. Tidak menyombongkan diri
b. Senantiasa taat beribadah kepada Allah Swt
c. Selalu merasa diawasi Allah (muraqabah) agar dapat selalu berada di jalan Allah untuk mencapai ridha-Nya
d. Selalu berbaik sangka kepada Allah Swt dan sesama
e. Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan